Ads 468x60px

Pages

Jumat, 15 April 2011

Funny Football Tactic

Now that's funny: Football tactics

Taktik Dalam Sepakbola


Persoalan bermain bola adalah bagaimana mencetak gol lebih banyak dari pihak lawan, dan kemasukan gol lebih sedikit dari pihak lawan pula. Oleh karena itu, setiap pelatih akan menerapkan strategi yang tepat bagi tim asuhanny berdasarkan kemampuan anak buahnya.

Beberapa taktik dasar dalam sepakbola
1. Possesion Football
Taktik ini bertahun-tahun menjadi pakem utama setiap pelatih. Paham "pass and move" masih sering diterapkan pada skema permainan sepakbola masa kini. Sederhananya, sebuah tim akan berusaha menjaga bola selama mungkin dalam penguasaan mereka.
Lihatlah bagaimana pemain-pemain seperti xavi hernandez, pirlo, zidane, lampard, sangat paham betul dengan taktik ini. Mereka bisa mengatur tempo permainan, cepat dan lambat, dengan memberi umpan-umpan pendek yang terlihat simple kepada kawan mereka.
Dengan menahan bola selama mungkin, tim yang memainkan possesion football akan berusaha menarik pemain lawan untuk keluar dari posisi awal mereka sehingga terdapat ruang kosong yang bisa dimanfaatkan dengan memberi umpan-umpan terobosan kepada penyerang.
Dengan memainkan taktik ini pula, pemain lawan akan dipaksa mengejar bola ke setiap sudut lapangan sehingga tim lawan mudah kehabisan stamina.
2. Counter Attack
Taktik ini diterapkan dengan maksud mengambil keuntungan dari rasa penasaran pihak lawan yang terus menerus menyerang, tetapi tidak kunjung mencetak gol. Tim dengan taktik counter attack "mengundang" lawan untuk masuk ke dalam area lapangan mereka dan menarik pemain lawan untuk meninggalkan posisi utamanya. Pada saat tim lawan asyik menyerang dan bola mereka dapat direbut, bola tersebut langsung diumpan ke penyerang yang sudah tidak terlalu dijaga ketat lagi.
Taktik ini sangat bergantung kepada kekuatan pertahanan dan lini tengah harus diisi dengan pemain-pemain pekerja keras. Timnas Italia merupakan contoh nyata bagaimana taktik yang mereka sebut cattenacio (pertahanan grendel) ini sukses dengan menghadirkan 3 trofi piala dunia.
3. Wide Playing
Christiano Ronaldo, Figo, Giggs, Bale, Robben, Beckham adalah pemain-pemain yang sangat lihai memanfaatkan lebar lapangan. Jika ingin menerapkan taktik ini, tim anda harus memiliki pemain sayap yang mumpuni dan mampu memberi umpan matang kepada para penyerang.
Dewasa ini, taktik ini mengalami banyak pembaruan. Kini pemain sayap tidak hanya membawa bola sepanjang lebar lapangan, tetapi juga bermain menusuk ke dalam, sehingga bek tengah akan terpancing meninggalkan posisi dan menimbulkan celah di lini belakang.
4. Long Passing
Lupakan umpan-umpan pendek, menggiring bola melewati satu/dua pemain, atau lupakan pemain sayap, taktik ini hanya memberi umpan panjang dari belakang/tengah ke depan dengan harapan bek lawan melakukan kesalahan.
Taktik ini populer di Inggris masa lalu. Bek atau gelandang memberi bola tinggi ke depan supaya penyerang berduel udara dengan bek lawan untuk berebut bola. Taktik ini membosankan dan sudah lama ditinggalkan

Roberto Baggio

Roberto Baggio adalah pemain sepakbola Italia. Baggio lahir di Caldogno, Veneto. Ia dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dari generasinya, Baggio memenangkan baik Ballon d'Or dan FIFA World Player of the Year pada tahun 1993. Dia adalah satu-satunya pemain Italia yang pernah mencetak gol di tiga Piala Dunia. Baggio dikenal sebagai Il Divin Codino (The ekor kuda Ilahi)yaitu gaya rambut yang dikenakannya untuk sebagian besar karirnya dan latar belakang Buddha nya.

Klub karir : 
1982-1990 : Vicenza dan Fiorentina 
Baggio memulai karir professionalnya dari club Vicenza yang saat itu berlaga di serie C1 pada tahun 1982. Fiorentina menariknya pada tahun 1985. Dalam 3 musim berlaga bersama Fiorentina, ia telah dilabeli sebagai salah satu pemain tebaik dari starting eleven.
Ia memainkan laga pertama serie A-nya pada 21 September 1986 melawan Sampdoria dan mencetak gol pertamanya ketika melawan napoli, klub yang ketika itu meraih scudetto
1990-1995 : Juventus
Pada tahun 1990, sebuah kenyataan yang tidak dapat diteima fans La Viola terjadi. Baggio pindah ke Juventus dengan harga 13.6 juta US$, rekor transfer pemain ketika itu. ketika pertandingan Juventus kontra Fioerentina musim itu, Baggio menolak mengambil tendangan pinalti untuk menghormati fans fiorentina.
Bersama Juventus, Ia memenangkan satu-satunya trofi piala championny pada tahun 1993. Di tahun itu pula, Baggio dianugerahi gelar pemain terbaik eropa dan dunia.
Pada tahun terkhirnya bersama Juventus, Ia mempersembahkan scudetto untuk Si Nyonya Tua.
1995-2000: Milan, Bologna, dan Inter
Pada tahun 1995, ia pindah ke AC Milan karena pengaruh besar Silvio Berlusconi dan langsung mempersembahkan scudetto di musim pertamanya.
Pada tahun 1997, Baggio melanjutkan karir yang mulai meredup ke Bologna. Bersama Bologna, Baggio kembali mendapatkan popularitasnya.
Pada Tahun 1998, Ia memutuskan kembali ke kota mode, namun bergabung dengan Inter Milan. Oleh karena hubungan yang tidak baik dengan Marcelo Lippi, pelatih Inter ketika itu, Ia jarang dimainkan sebagai starter sehingga karirnya kembali menurun bahkan memaksany meninggalkan Inter Milan
2000-2004 : Brescia
Setelah dua tahun bermain buruk dengan Inter, Baggio terpaksa pindah ke Brescia demi panggilan ke tim nasional Italia. Di Brescia, Baggio bertemu dengan pelatih dekatnya Carlo Mazzone.
Di klub ini pula, Ia menuntaskan karir profesionalnya dalam pertandingan melawan AC Milan. Gianni De Biassi, pelatih Brescia ketika itu, menariknya pada menit ke 88. Baggio keluar lapangan diiringi oleh tepuk tangan yang membahana dari seluruh isi stadion yang dipenuhi 80000 penonton
Ia menuntaskan karir dengan 205 gol di Serie A dam masuk jajaran lima pencetak gol terbanyak Serie A sepanjang sejarah.

Kini Roberto Baggio tetap berkarir bagi persepakbolaan Italia. Ia diangkat menjadi Direktur Teknik Federasi Sepakbola Italia sejak Agustus 2010